CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Senin, 29 Desember 2008

PROFIL ANAK BERKESULITAN BELAJAR: LAPORAH HASIL PENELITIAN )

Hasil penelitian yang dilakukan pada siswa SD se Kecamatan Pauh Padang, tahun 2003 sebagai berikut:
1. Profil siswa yang mengalami kesulitan belajar:
a. Bahwa di setiap sekolah dasar se kecamatan Pauh kota Padang, terdapat anak yang mengalami kesulitan belajar. Siswa tersebut dikatagorikan pada anak yang bermasalah dan memerlukan layanan khusus (Special Need Education). Jumlah anak berkesulitan belajar di SD se Kecamatan Pauh berjumlah 411 anak, atau 11, 28%. Apabila mereka tidak mendapatkan layanan khusus secara optimal, maka akan mengakibatkan kegagalan dalam pendidikan, baiak tinggal kelas maupun putus sekolah.
b. Masalah-masalah yang dialami oleh para siswa tersebut bervariasi kondisinya. Ada yang hanya mengalami kelainan satu aspek gangguan/kesulitan, namun ada pula yang lebih dari satu aspek kesulitan atau gangguan. Berdasarkan urutan besarnya frekuensi gejala yang dialmi siswa adalah sebagai berikut:1. Kesulitan membaca, 2. Lambat belajar, 3. Lemah dalam mata pelajaran yang di Ebtanaskan, 4. Under echiever (prestasi di bawah potensinya), 5. Mengulang kelas, 6. Gangguan perilaku, 7. Kesulitan berhitung, 8. Gangguan pendengaran, 11. Gangguan penglihatan, dan 12. Ganguan anggota gerak tubuh
c. Akibat dari berbagai gejala yang dialami siswa tersebut antara lain nampak pada prestasi hasil belajar mata pelajaran yang di ebtanaskan 66,36 % dari jumlah siswa yang menglami kesulitan belajar
d. Dilihat dari jenis kelamin, bahwa siswa laki-laki lebih banyak (67 %) mengalami kesulitan belajar.
e. Sementara itu seluruh siswa SD se Kecamatan Pauh, belum mempunyai data hasil pemeriksaan intelegensi, hal ini menjadi kendala bagi fihak sekolah dalam merencanakan pembalajaran yang sesuai dengan kemampuan individu anak.
f. Temuan lain adalah dari setiap SD hampir setiap jenjang mulai dari kelas I s/d kelas VI terdapat anak yang mengalami kesulitan belajar. Pada kelas V dan kelas VI umumnya prestasi pada mata pelajaran yang di ebtanaskan, berada di bawah rata-rata (di bawah angka 6)
2. Anak yang memerlukan layanan khusus.
Dilihat dari keseluruhan anak yang mengalami kesulitan belajar di SD se kecamatan Pauh. Ada diantara mereka yang memerlukan layanan khuaua, yaitu mereka yang sudah terbukti dari hasil penelitian mengalami kesulitan yaitu :
a. 76,6 % mengalami kesulitan membaca
b. 75,3 % mengalami gejala lambat belajar
c. 66,4 % mengalami gejala Under Achiever (prestasi di bawah rata-rata)
d. 66,36 % mengalami kelemahan dalam mata pelajaran yang di ebtanaskan
e. 61,3 % mengalami kesulitan manulis
f. 48,6 % mengalami kesulitan berhitung (matematika)

Kamis, 25 Desember 2008

BINA DIRI DAN GERAK BAGI ANAK YANG MENGALAMI GANGGUAN GERAK-MOTORIK (TUNADAKSA) Oleh. Tarmansyah, Sp.Th, M.Pd




Setelah mempelajari uraian berikut diharapkan Anda dapat :

1.Menguasai konsep bina diri dan gerak sebagai sarana pemenuhan kebutuhan dasar anak yang mengalami gangguan gerak-motorik

2.Menguasai prinsip pelaksanaan bina diri dan gerak

3.Menguasai materi bina diri dan gerak, untuk pengembangan aktifitas kehidupan sehari-hari

A. Ruang Lingkup Bina Diri dan Gerak

Pokok isi uraian materi yang disajikan pada bagian ini adalah ruang lingkup bina diri dan gerak. Unuk memahami meteri tersebut perlu terlebih dahulu difahami apa yang dimaksud dengan bina diri dan gerak tersebut

1.Pengertian Bina Diri :

Bina diri merupakan serangkaian kegiatan pembinaan dan latihan yang dilakukan oleh guru yang profesional dalam pendidikan khusus, secara terencana dan terprogram terhadap individu yang membutuhkan layanan khusus, yaitu individu yang mengalami gangguan koordinasi gerak-motorik, sehingga mereka dapat melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari, dengan tujuan meminimalisasi dan atau menghilangkan ketergantungan terhadap bantuan orang lain dalam melakukan aktivitasnya.

Aktivitas kehidupan sehari-hari yang dimaksud adalah; Kemampuan dan keterampilan sesorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, mulai dari aktivitas bangun tidur sampai tidur kembali. Kegiatn ini dikenal dengan istilah ADL ( Actifity of Daily Living ).

Bina diri bagi anak-anak yang mengalami gangguan motorik-gerak, meliputi individu yang mengalami gangguan koordinasi akibat penyakit yang telah dialaminya antara lain akibat dari penyakit Folio Myelities, Crebral Palsy, Muscules Dysthropi, Amyotonia, Amputasi, dan penyakit-penyakit lain yang menyebabkan timbulnya gangguan gerak, baik yang disebabkan oleh gangguan fisik, neurologis, congenital, atau gabungan dua atau lebih dari gangguan tersebut. Individu yang mengalami gaguan tersebut pendidikannya di sekolah khusus (SLB).

Dengan adanya perubahan paradigma dalam pendidikan yaitu menuju pendidikan Inklusif, maka siswa yang mengalami gagguan gerak-motorik akan kita jumpai juga di sekolah-sekolah reguler.

Pelaksanaan layanan bina diri yang diberikan kepada siswa di SLB bervariasi sesuai dengan hasil dari identivikasi dan asesmen, sehingga program bina diri sifatnya individual. Bagi siswa yang mengikuti pendidikan di sekolah reguler dapat bekerjasama dengan SLB terdekat untuk mendapatkan bantuan tenaga dalam bidang bina-diri bagi anak-anak yang mengalami gangguan koordinasi-motorik. Apabila ada tenaga Okupasional Terapist dapat bekerjasama sehingga hasilnya dapat lebih optimal. Kewenangan dalam penanganan bidang terapi okupasional (OT) adalah profesi bidang para medis yaitu okupasional terapis, namun guru pendidikan khusus dapat memderikan latihan atau pembinaan tersebut melalui layanan bina diri.

2.Pengertian Bina Gerak :

Perkembangan motorik dimulai dari perkembangan motorik kasar, motorik halus, termasuk keseimbangan. Individu yang mengalami gangguan dalam perkembangan motorik kasar, akan ditandai dengan adanya keterlambatan perkembangan motorik. Misalnya terlambat dalam perkembangan: tengkurap, merangkak, duduk, berdiri, merembet, berjalan, berlari, jongkok, melompat, meloncat.

Keterlambatan individu dalam perkembangan motorik tersebut, memerlukan latihan atau pembinaan. Pembinaan dimaksud kita kenal dengan layanan Bina Gerak. Dalam bidang medis layanan tersebut merupakan bagian dari rehabilitasi medis yaitu Fisioterapi. Materi, metoda dan model evaluasi mengacu kepada bidang kajian fisioterapi.

Layanan bina gerak dilingkungan sekolah khusus atau SLB diberikan oleh guru-guru pendidikan kebutuhan khusus yang memiliki profesi melayani bina gerak dengan alasan bahwa anak-anak yang mengalami gangguan gerak berada di sekolah luar biasa. Guru-guru pendidikan kebutuhan khusus pada dasarnya telah dibekali oleh pengetahuan dan keterampilan tentang tatalaksana bina gerak.

Bina Gerak adalah serangkaian kegiatan pembinaan dan latihan yang dilakukan oleh guru yang profesional dalam pendidikan khusus, secara terencana dan terprogram terhadap individu yang mengalami gangguan pada otot, sendi, dan atau tulang, sehingga individu tersebut mengalami gangguan dalam melakukan aktivitas mobilisasi.

Yang menjadi subyek dalam pelaksanaan bina gerak adalah individu yang mengalami gangguan pada otot, sendi, tulang, meliputi anak Folio Myelities, Crebral Palsy, Muscules Dysthropi, Amyotonia, Amputasi, dan jenis-jenis gangguan gerak lain, baik yang disebabkan oleh gangguan fisik, neurologis, congenital, atau gabungan dua atau lebih dari gangguan tersebut. Individu yang mengalami gaguan tersebut pendidikannya di sekolah khusus (SLB).

Dengan adanya perubahan paradigma dalam pendidikan yaitu menuju pendidikan Inklusif, maka siswa yang mengalami gagguan gerak-motorik akan kita jumpai juga di sekolah-sekolah reguler.

Pelaksanaan layanan bina gerak yang diberikan kepada siswa di SLB bervariasi sesuai dengan kesimpulan hasil dari identivikasi dan asesmen, sehingga program bina gerak sifatnya individual. Bagi siswa yang mengikuti pendidikan di sekolah regular, fihak sekolah dapat bekerjasama dengan SLB terdekat untuk mendapatkan bantuan tenaga dalam bidang bina-gerak bagi anak-anak yang mengalami gangguan gerak-motorik. Kerjasama kemitraan dapat dilakukan dengan tenaga fisioterapist di klinik fisioterapi, atau Rumah Sakit di bag. Instalasi Rehabilitasi Medis.

3.Pengertian Bina diri dan Bina gerak :

Dalam layanan atau pembinaan kepada individu yang mengalami gangguan gerak-motorik, dapat dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan antara bina gerak dan bina diri. Tujuan dari pembinaan secara terpadu tersebut adalah, agar individu mempunyai keterampilan dan kemampuan dalam melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-hari. Aktivitas dimaksud adalah kemampuan dan keterampilan dalam mobilisasi (bergerak-berpindah tempat), dan kemampuan dan keterampilan dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari, yaitu dapat menolong dirinya sendiri, meminimalisasi dan atau menghilangkan ketergantungan terhadap bantuan dari orang lain, sehingga individu tersebut menjadi mandiri.

Perkembangan motorik pada dasarnya mengikuti tahapan-tahapan yang sama bagi semua anak normal. Mulai dari perkembangan kemampuan motorik kasar, keseimbangan dan motorik halus serta koordinasi mata-tangan. Kemampuan tersebut mempengaruhi individu dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari.

Sebagai ilustrasi dapat dikemukkan seorang anak belum dapat “minum sendiri”: maka harus dianalisis kemampuan jangkauan gerak lengan (ROM) atau Range Of Motion, apabila ROM nya belum baik, maka diperlukan latihan gerak lengan melalui bina gerak. Untuk materi aktif movement digunakan alat yaitu dengan “cangkir bertangkai” dengan beban tertentu, sehingga anak mampu menggerakan lengan untuk posisi minum. Sehingga latihan gerak dimaksud dipadukan dengan latihan bina diri. Tujuannya adalah agar anak bisa minum sendiri tanpa bantuan orang lain.

Apabila individu nilai ROM-nya masih 0, atau 1, maka kita tidak dapat memaksakan individu tersebut latihan minum, namun terlebih dahulu harus diberikan layanan atau latihan peningkatan kemampuan gerak yaitu meningkatkan kekuatan ROM dari 0 > 1 >2> 3 dst. Apabila nilai ROM-nya telah optimal yaitu mencapai minimal nilai 3, maka sambil meningkatkan kemampuan gerak diarahkan pada bina diri.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlu adanya pengetahuan dan keterampilan yang professional dibidang bina diri dan bina gerak. Misalnya memahami dan terampil melakukan asesmen kemampuan gerak otot.

Pengetahuan dan keterampilan lain yang perlu dimiliki adalah cara memberikan pembinaan. Bagaimana memberikan pembinaan yang sifatnya supportif, dan pembinaan yang sifatnya fungsional. Pengatauan lain yang sifatnya medis adalah mengidentifikasi jenis gangguan yang dialami oleh individu, apakah termasuk cerebral palsy tipe spastic, atetosis, rigid atau tremor, atau gabungan. Musculus Dystrophy (MD) adalah jenis gangguan individu yang sangat sensitive (progresif). Untuk gangguan ini, latihan yang diberikan hanya passive movemen, kalau kita berikan latihan sama dengan pada klien cerebral palcy, maka kondisi ototnya akan menjadi cepat menurun.

4.Prinsip Dasar Bina Diri :

Setelah kita memahami tentang pengertian bina diri, maka selanjutnya akan kita bahas tentang prinsip dasar bina diri :

a. Prinsip fungsional bina diri :

Adalah layanan yang diberikan dalam bentuk latihan-latihan fungsi otot dan sendi. Tujuannya adalah meningkatkan fungsi gerak otot dan sendi agar mencapai kemampuan gerak yang optimal sesuai dengan standar geral ROM.

b. Prinsip supportif bina diri :

Adalah latihan atau pembinaan untuk meningkatkan motivasi, dan percaya diri bahwa dirinya mempunyai kemampuan yang dapat dikembangkan. Tujuannya adalah menanamkan rasa percaya diri, dan motivasi, sehinggan mempunyai keyakinan bahwa gangguan/kecacatan yang dialaminya tidak menjadi hambatan untuk berprestasi.

c. Prinsip evaluasi bina diri :

Adalah kegiatan layanan atau pembinaan secara terstruktur dan berkelanjutan diadakan evaluasi tentang keberhasilan yang telah dicapai, dengan standar perkembangan atau kemampuan stanar normal.

d. Prinsip Activiry of Daily Living :

Pembinaan atau latihan yang diberikan mengacu kepada segala aktifitas yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali

5. Prinsip Dasar Bina Gerak

Setelah kita memahami tentang pengertian bina gerak, maka selanjutnya akan kita bahas tentang prinsip dasar bina gerak :

a. Prinsip gerakan pasif :

Adalah layanan yang diberikan dalam bentuk latihan-latihan pasif bagi klien yang belum memiliki kemampuan atau kekuatan otot dan sendi. Tujuannya adalah meningkatkan fungsi saraf, sel-sel otot dan melancarken peredaran pembuluh darah. Dalam pelaksanaannya pelatih lebih aktif dalam menstimulasi otot dan sendi, sementara klien pasif karena kemampuannya masih minim. Secara bertahap kemampuan geraknya akan bertambah.

b. Prinsip gerakan aktif :

Adalah latihan atau pembinaan untuk meningkatkan kemampuan gerak yang telah dimiliki oleh klien. Tujuannya adalah meningkatkan kemampuan gerak sendi sehingan mencapai ROM yang optimal. Dalam latihan ini pelatih secara bertahap meningkatkan kemampuan otot-sendi klien dengan mengikut sertakan klien secara aktif dibantu pelatih dalam mengoptimalkan gerakan-gerakan otot dan sendi.

c. Prinsip kekuatan :

Adalah kegiatan layanan atau pembinaan yang diberikan kepada klien dengan menambah beban atau kekuatan secara terstruktur dan berkelanjutan. Tujuannya adalah meningkatkan kekuetan otot dan sendi, sehingga mampu menambah beban atau kekuatan dalam melakkan mobilisasi. Misalnya pada awalnya klien dapat melangkah dua langkah dengan bantuan trifoot, maka kita latih kekuatan melangkahnya menjadi tiga langkah, dan akhirnya klien mampu berjalan tanpa alat.

d. Prinsip evaluasi :

Adalah kegiatan layanan atau pembinaan secara terstruktur dan berkelanjutan diadakan evaluasi tentang keberhasilan yang telah dicapai, dengan standar perkembangan atau kemampuan stanar normal.

e. Prinsip lokomosi-mobilisasi :

Akhir dari bina gerak adalah kemampuan individu dalam mobilisasi atau bergerak. Dalam hal ini sasaran bina gerak adalah sampai klien dapat berjalan sendiri, atau mampu mandiri dalam aktivitas berlokomosi. Misalnya berjalan dengan menggunakan brace, kruch, trifoot, kursi roda tanpa bantuan orang lain.

B. Materi Bina Diri dan Bina Gerak

1. Materi Bina Diri :

a. Asesmen fungsi sendi

1) Fungsi ekstrimitas atas :

a) genggaman,

b) cengkraman,

c) Jepitan,

d) ball bearing (gerak koordinasi jari-jemari)

e) penempatan (memindahkan benda/obyek)

f) supinasi dan pronasi (gerakan pergelangan tangan, aktivitas pergelanan tangan)

b. Identifikasi :

1) kekuatan,

2) mobilitas,

3) ko-ordinasi mata-tangan,

4) pegangan,

5) koordinasi halus jari tangan

c. Aktifitas fungsional Bina Diri

1) Pergelangan kaki :

Berdiri pada ujung kaki (berjinjit). Membungkuk dengan posisi seperti mengmbil ancang-ancang untuk lari. Berjalan pada permukaan yang kasar, menaiki tangga, naik turun tanggga yang dipasangi ladder

2) Sendi lulut :

Cara berjalan/membimbing ketika klien berjalan menuju ruangan latihan bina diri, naik tangga, naik bis, tngga rumah. Membungkuk unruk memungut suatu obyek, mengenakan tali sepatu, naik tangga atau ledder.

3) Sendi paha :

Duduk dan berdiri, naik tangga rumah, duduk dan mengikat tali sepatu, masuk kedalam kamar mandi atau bak mandi, jongkok ke kamar kecil, berdiri dengan satu tungkai kaki.

4) Tangan :

Membuka tutup botol yang berulir, - memutar kran ledeng, - mengancingkan pakaian, - membuka peniti, - menggoreskan korek api, - memutar kunci dalam gembok, - menghitung uang, -menuangkan air, - membalik halaman buku, - menulis, -memutar nomor telpon, - menalikan sepatu, - memegang dan menggunakan pisai, garpu dan sendok makan, sabit, - memasukkan benang kedalam lubang jarum jahit, - menggulung adonen kue, - memungut benda-benda dengan berbagai ukuran.

5) Sendi Siku :

Fleksi > - menyisir rambut, - minum, - berhias.

Ekstensi > memakai sepatu, - memungut benda sambil duduk, - menjngkau rak yang letaknya tinggi

6) Pronasi lengan bawah :

Memutar pegangan pintu, - menggunakan obeng, - memutar kran untuk menghidupkan dan mematikan aliran airnya, - memutar anak kunci

7) Sendi Bahu :

Rotasi Interna > - memasukkan baju kedalam celana, - menalikan celemek, - menalikan BH, - mengancingkan risleting didepan baju.

Rotasi Eksterna > - menyisir rambut, - memasang kancing kait di bagian belakang baju, - membalikkan krah baju, - memasang risleting di belakang baju.

Ekstensi > mengancingkan baju - memasang kancing/risleting.

Fleksi > - menjemur pakaian, - menggantung baju, memutar tombol lampu, - menaruh barang-barang di atas rak.

d. Suportif Bina Diri :

1) Pembinaan melalui agama:

Tuhan menciptakan manusia untuk berbakti kepadaNya, - semua kejadian adalah

keputusan Tuhan, - manusia perlu berusaha dan berdo’a, - Tuhan itu maha Kasih,

maha Sayang kepada umatNya. Tuhan maha penyembuh.

2) Pembinaan melalui ceritera:

Ceritera tentang para pejuang, pahlawan, orang-rang yang sukses, bahwa yang benar

itu selalu dalam kebenaran, masalah itu harus dihadapi, bukan dihindari

3) Pembinaan melalui Sandiwara/drama:

Buat scenario ceritera dengan pemeran anggota kelas, semua harus berperan. Drama

patriotik, kepahlawanan, perjuangan

4) Pembuatan /pembacaan puisi:

Puisi perjuangan, semangat, kemenangan, kebulatan tekad, harapan dan cita-cita

2. Materi Bina Gerak

a. Asesmen gangguan pada otot dan sendi :

Jenis gangguan :

1) Spastisitas/kekakuan,

2) Pleksi/kelayuhan,

3) Rigidity/pengerasan,

4) Tremor/getaran involuntary,

5) campuran dua atau lebih gangguan.

Lokasi gangguan

1) Monoplegia (gangguan pada satu sisi anggota gerak)

2) Diplegia(gangguan pada dua sisi anggota gerak)

3) Tetraplegia (gangguan pada tiga sisi anngota gerak)

4) Kuodriplegia (gangguan pada ke empat anggota gerak)

5) Paraplegia ( gangguan pada kedua anggota gerak bawah)

Penyebab gangguan :

1) neurologis,

2) fisiologis,

3) congenital,

4) metabolism,

5) DMP (Dysfungsi Musculus Progresif)

b. Range Of Motion ( kemampuan dasar gerak ) :

1) nilai 0 = tidak memiliki kekuatan sama sekali,

2) nilai 1 = Nampak ada reaksi pada otot-otot walaupun belum mampu mengangkat,

3) nilai 3 = dapat mengangkat 50 % dari ROM,

4) nilai 4 = dapat mengangkat lebih dari 50 % dari ROM tanpa tahanan/tekanan,

5) nilai 5 = dapat mengangkat lebih dari 75 % dari ROM dengan tahanan minimal (termasuk batas-batas normal).

c. Jenis-jenis layanan Bina Gerak :

1) Pasif movement:

Diberikan kepada klien yang kemampuan otot sendinya 0 s/d 2 ROM, yang aktif dalam hal ini adalah pelatih atau guru, sementara klien lebih banyak pasif

2) Aktif movement :

Sebaliknya layanan secara aktif atau aktif movemen, klien dan pelatih bekerjasama melaksanakan latihan. Memberikan tahanan, beban atau tugas-tugas yang diberikan kepada klien

C. Prinsip Pelaksanaan Bina Diri dan Bina Gerak

Prinsip pelaksanaan layanan bina diri dan bina gerak mengacu kepada berbagai komponen sebagai berikut :

1. Kasih sayang

2. Psikologis

3. Re-habilitatif

4. Kuratif

5. Preventif

6. Berlatih sambil bermain

7. Suportif

8. Fungsional

D.Model evaluasi:

Pada dasarnya evaluasi baik layanan bina diri maupun bina gerak adalah sama, yaitu dengan membandingkan antara hasil asesmen atau tes awal dengan hasil yang diperoleh setelah mendapatkan latihan. Biasanya evaluasi dilakukan minimal satu bulan sekali, atau setiap minggu apabila diperlukan. Keluhan dan kenyamanan klien juga menjadi pertimbangan dalam evaluasi. Disamping itu, kerjasama dengan orang tua atau keluarga merupakan aspek penunjang keberhasilan layanan.

E. Rangkuman

Bina diri dan bina gerak adalah serangkaian kegiatan pembinaan dan latihan yang dilakukan oleh guru secara terprogram, bagi individu yang mengalami gangguan gerak-motorik.

Layanan bina diri difokuskan pada peningkatan kemampuan melakukan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari atau aktivitas kehidupan sehari hari (ADL). Sedangkan bina gerak focus layanannya adalah meningkatkan kemampuan motorik kasar.

Program layanan bina diri dan bina gerak dilakukan berdasarkan hasil asesmen dan identifikasi.

Prinsip layanan bina diri mengacu kepada fungsional bina diri, dan suportif bina diri, evaluasi dan prinsip aktifitas kehidupan sehari-hari. Prinsip layanan bina gerak adalah prinsip gerakan pasif, gerakan aktif, kekuatan dan evaluasi serta lokomosi-mobilisasi.

Materi bina diri mulai dari asesmen sendi, identifikasi kemampuan ADL. Sedangkan materi bina gerak adalah asesmen jenis gangguan, lokasi gangguan, den penyebab gangguan. Prinsip layanan baik bina diri maupun bina gerak adalah : Kasih sayang, Psikologis, Re-habilitatif, Kuratif, Preventif, Berlatih sambil bermain, Suportif, Fungsional

Evaluasi bina diri dan bina gerak : Pada dasarnya evaluasi baik layanan bina diri maupun bina gerak adalah sama, yaitu dengan membandingkan antara hasil asesmen atau tes awal dengan hasil yang diperoleh setelah mendapatkan latihan. Biasanya evaluasi dilakukan minimal satu bulan sekali, atau setiap minggu apabila diperlukan. Keluhan dan kenyamanan klien juga menjadi pertimbangan dalam evaluasi. Disamping itu, kerjasama dengan orang tua atau keluarga merupakan aspek penunjang keberhasilan layanan.

F. Tugas

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas :

1. Sebutkan dan jelaskan tujuan kita mempelajari bina diri dan bina gerak ?

2. Jelaskan pengertian bina diri dan bina gerak, sehingga jelas persamaan dan perbedaannya ?

3. Sebutkan dan jelaskan prinsip dasar bina diri dan bina gerak ?

5. Sebutkan dan jelaskan materi bina diri dan bina gerak ?

6. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip pelaksanaan bina diri dan bina gerak ?

7. Bagaimana model evaluasi layanan bina diri dan bina gerak ?

Kunci Jawaban

Jawab (No1)

1.Menguasai konsep bina diri dan gerak sebagai sarana pemenuhan kebutuhan dasar anak yang mengalami gangguan gerak-motorik

2.Menguasai prinsip pelaksanaan bina diri dan gerak

3.Menguasai materi bina diri dan gerak, untuk pengembangan aktifitas kehidupan sehari-hari

Jawaban (No 2)

Bina diri merupakan serangkaian kegiatan pembinaan dan latihan yang dilakukan oleh guru yang profesional dalam pendidikan khusus, secara terencana dan terprogram terhadap individu yang membutuhkan layanan khusus, yaitu individu yang mengalami gangguan koordinasi gerak-motorik, sehingga mereka dapat melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari, dengan tujuan meminimalisasi dan atau menghilangkan ketergantungan terhadap bantuan orang lain dalam melakukan aktivitasnya.

Bina Gerak adalah serangkaian kegiatan pembinaan dan latihan yang dilakukan oleh guru yang profesional dalam pendidikan khusus, secara terencana dan terprogram terhadap individu yang mengalami gangguan pada otot, sendi, dan atau tulang, sehingga individu tersebut mengalami gangguan dalam melakukan aktivitas mobilisasi.

Jawab (No 3) :

Sasaran Bina Diri adalah i anak-anak yang mengalami gangguan motorik-gerak, meliputi individu yang mengalami gangguan koordinasi akibat penyakit yang telah dialaminya antara lain akibat dari penyakit Folio Myelities, Crebral Palsy, Muscules Dysthropi, Amyotonia, Amputasi, dan penyakit-penyakit lain yang menyebabkan timbulnya gangguan gerak, baik yang disebabkan oleh gangguan fisik, neurologis, congenital, atau gabungan dua atau lebih dari gangguan tersebut

Sasaran Bina gerak : Yang menjadi subyek dalam pelaksanaan bina gerak adalah individu yang mengalami gangguan pada otot, sendi, tulang, meliputi anak Folio Myelities, Crebral Palsy, Muscules Dysthropi, Amyotonia.

Jawab (No 4)

Prinsip dasar bina diri :

Prinsip fungsional bina diri

Prinsip supportif bina diri

Prinsip evaluasi bina diri

Prinsip Activiry of Daily Living

Prinsip Dasar Bina Gerak:

Prinsip gerakan pasif

Prinsip gerakan aktif

Prinsip kekuatan

Prinsip evaluasi

Prinsip lokomosi-mobilisasi

Jawaban ( No 5) :

Materi Bina Diri :

1. Asesmen fungsi sendi

2. Identifikasi

3. Aktifitas fungsional Bina Diri

1) Pergelangan kaki

2) Sendi lulut

3) Sendi paha

4) Tangan

5) Sendi Siku

6) Pronasi lengan bawah

7) Sendi Bahu

4. Suportif Bina Diri

1) Pembinaan melalui agama

2) Pembinaan melalui ceritera

3) Pembinaan melalui Sandiwara/drama

4) Pembuatan /pembacaan puisi

Materi Bina Gerak

1) Asesmen gangguan pada otot dan sendi

Jenis gangguan

Lokasi gangguan

Penyebab gangguan

2) Range Of Motion ( kemampuan dasar gerak ) :

3) Jenis-jenis layanan Bina Gerak :

a) Pasif movement

b) Aktif movement

Jawaban (No 6)

1. Kasih sayang

2. Psikologis

3. Re-habilitatif

4. Kuratif

5. Preventif

6. Berlatih sambil bermain

7. Suportif

8. Fungsional

Jawaban (No 7) :

Pada dasarnya evaluasi baik layanan bina diri maupun bina gerak adalah sama, yaitu dengan membandingkan antara hasil asesmen atau tes awal dengan hasil yang diperoleh setelah mendapatkan latihan. Biasanya evaluasi dilakukan minimal satu bulan sekali, atau setiap minggu apabila diperlukan. Keluhan dan kenyamanan klien juga menjadi pertimbangan dalam evaluasi. Disamping itu, kerjasama dengan orang tua atau keluarga merupakan aspek penunjang keberhasilan layanan.

BUKU RUJUKAN

Adrizal D, 1996, Pemeriksaan Klinis, FK Unand, Padang

Mahar Mardjono, 1990, Dasar-dasar nerologi, FK. UI Jakarta

Surya Widjaya, 1998. Terapi Okupasi, Bag. Neurologi UPF Rehabilitasi Medis, FK. UNDIP, Semarang

Tarmansyah, 1992, Pedoman Guru dalamTerapi Okupasi, Depdikbud, Jakarta

………….., 2000, Rehabilitasi Anak Berkebutuhan Khusus, UNP, Padang

…………… 2007, Asesmen dalam Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus, Jurusan PLB FIP UNP Padang